AIR SUCI (TIRTHA) DALAM AGAMA HINDU ( Kajian Filsafat Ilmu)



Oleh : I Wayan Astraguna

Pendahuluan

Air merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia, keberadaan air sangat membeantu manusia dalam segala aktivitasnya. Hampir semua kagiatan manusia bergantung pada air, dapat dibayangkan apakah ada kehidupan di duia ini tanpa adanya air.

Dalam agama hindu sangatlah komplit dijelaskan mengenai air, bahakan dalam unsur penciptaan alam semesta air termasuk dalam materi penciptaan alam semesta. Dimana panca maha bhuta sebagai bahan material dalam penciptaan alam semesta melibatkan unsur air di dalamnya. Baim bhuana agaung maupun bhuana alit, unsur air sangatlah penting keberadaannya. Agama hindu merupakan agama yang dapat dikatakan kehidupan beragamanya penuh dengan unsur budaya yang di implementasikan dalam setiap upacara keagamaan. Dalam pelaksanaan upacara keagamaan dalam agama hindu, air merupakan unsur utama dalam pelaksanaan kegiatan upakara tersbut. Namun dalam praktek keberagamaan air wujudkan dalam fungsinya yang suci yaitu sebagai tirtha.
percikan air
Credit pxhere.com

Apakah air tidak sama dengan tirtha, dan apakah tirtha memiliki perbedaan dengan air yang seperti biasanya ? bagaimana filsafat ilmu mengkaji tentang air dalam ajaran agama hindu ? selanjutnya penulis akan coba menguraikan tirtha dalam agama hindu di kaji dari filsafat ilmu.





A.      Arti Tirtha
peluakatan di pura tirta mpul
Tirta Mpul Credit bali.tribunnews.com

Kata tirtha sesungguhnya berasal dari bahasa sansekerta, namun para ahli bahasa dalam kamus memberikan arti yang berbeda-beda, namun bila kita cari intu maksudnya, memiliki arti dan makna yang sama. Para ahli seperti Max Muller, Sir Monier William, I Karten Svo, dalam bahasa bali, Kaus Bahasa Lumrah, OR.H.N Van Deer Tuuk dalam kamus bali kawinya, dan lainnya mmberikakan arti tirtha yaitu pemandian atau sungai, kesucian atau setitik air, sungai yang suci, pemandian, suangai, air suci, tempat perziarahaan, mengunjung tempat-tempat suci, bersuci dengan air, air suci.

Demikianlah pengertian tirtha berdasarkan kamus bahasa sansekerta, maupun bahasa kawi, jawa kuno, maupun kamus bahasa bali ( Mider Adnyana,2012 :127)

Tirtha pada dasarnya adalah air yang telah disucikan melalui proses penyucian secara ritual sehingga bersifat sakral dan diyakini dan dapat menumbuhkan persaan dan fikiran yang suci. Dalam agama hindu, penggunaan tirtha dalam praktek keberagamaan tidak dapat terpisahkan. Tirtha merupakan sarana yang penting dalam melakukan sebuah ritual keagamaan. Berdasarkan keyakinan umat hindu, keberadaan air dalam setiap pelaksanaan ritual keagamaan adalah suatu hal yang penting, karena air adalah merupakan sarana yang utama yang digunakan untuk pembersihan.

Dalam praktek ritual keagamaan dalam agama hindu, tirtha dapat di bedakan menjadi dua yaitu tirtha wangsupada dan tirtha amertha. Tirtha wangsupada merupakan air yang sudah diberikan doa oleh pandita dan berfungsi sebagai pembersih atau Pengelukatan. Sedangkan tirtha amertha adalah air suci yang diperoleh dari karunia Ida Sang Hyang Widhi.

Asal muasal tirtha amertha dalam agama hindu dapat di lihat dari sebuah cerita Kurma Awatara, dimana dalam cerita ini para dewa ingin memperolah amertha dari dalam lautan untuk menjadikan para dewa hidup abadi, namun karena tdak dapat dilakukan oleh para dewa saja, sehingga para dewa meminta bantuan dari raksasa untuk memperoleh tirtha amertha itu, maka dari itu di putarlah gunung mandragiri oleh para dewa dan raksasa untk mengaduk lautan agar memperoleh tirtha amertha itu.

Dalam persi lain dalam agama hindu juga diceritakan tentang tirtha amertha itu, dimana sang garuda yang mencari amertha ke sorga untuk membebaskan dirinya dan ibunya dari perbudakan para naga. Konon tirtha itu dipegang oleh bhatara wisnu dan juga oleh dewa nawa sanga. Dalam pertempuran yang dahsyat, para dewa dapat dikalahkan kecuali dewa Wisnu. Setelah dewa wisnu mengetahui tujuan Garuda mencari amertha untuk membebaskan dirinya dan ibunya dari perbudakan, maka dewa wisnu pun berkenan menganugrahkan Tirtha amertha tersebut dengan syarat Garuda berkenan menjadi kendaraan Dewa Wisnu. Dan garuda pun bersedia menjadi kendaraan Dewa Wisnu.



B.       Pandangan fllsafat  Ilmu Tentang Tirtha

Seperti penjelasan di awal bahwa tirtha merupakan air yang telah di sucikan, maka secara rasional dapat dijelaskan bahwa tirtha adalah tidak lebih dari air  biasa yang terdiri dari unsur H2O yaitu dua Hedrogen dan Oksigen (Mider Adnyana, 2012 : 126)

Bila tirtha dalam agama hindu dapat dibedakan menjadi tirtha amertha dan wangsuhpada maka keberadaan air secara ilmu dapat di jelaskan, dilihat dari tirtha wangsupada adalah merupakan air yang di sucikan dan diberikan mantra oleh para pandita untuk pembersihan setiap sarana persembahyangan. Dan amertha dalam agama hindu dapat dikatakan sebagai air keabadian atau memberikan kehidupan. Ini dapat di kaji dari sebuah cerita dimana raksasa yang berhasil minum amertha yang diperoleh dari lautan dan akhirnya di potong kepalanya oleh dewa wisnu sehingga kepala raksasa tersebut menjadi abadi karena amertha yang di telannya.

Jika ilmu memandang bahwa air itu terdiri juga dari oksigen maka benar di katakan bahwa air itu memberikan kehidupan, karena fungsi oksigen adalah memberikan kehidupan pada makhkuk hidup.

Logika ilmiah juga dapat menjelaskan bahwa bagaimana air walaupun dalam bentuk tirtha dan air biasa, memiliki fungsi yang sangat penting. Dalam praktek beragama dalam agama hindu biasanya umat hindu Nunas Tirtha setelah persembahyangan dilakukan dan di minum dengan telapak tangan. Logika ilmiah menjelaskan bahwa menum air dalam jumlah sedikit sesungguhnya dapat sebagai katalis untuk merubah laju produksi air liur. Kelebihan air liur yang dihasilkan membantu dalam proses pencernaan makanan dan melarutkan bagian-bagian butiran yang keras (Punia, 2007:26)

Demikianlah Ilmu dan agama khusunya agama hindu memandang tentang air dan tirtha itu sendiri. Begitu dalam pandangan logika ilmiah, manusia meyakini bahwa air memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan dan diyakini pula oleh setiap cabang ilmu bahawa air memiliki peranan yang penting. Jadi pada dasarnya pengertian tentang tirtha hendaknya pula dikaji dengan pemikiaran keilmuan dan logika-logika ilmiah sehingga dapat diyakini. Dalam kehidupan agama hindu air merupakan unsur penting dalam beragama maka keberadaan tirtha hendaknya diyakini bahwa tirtha memiliki kekuatan yang berbeda dari air biasa, karena bila di lihat bahwa air yang terdiri dari dua hetrogrn dan oksigen maka air tersbut merupakan air yang di pandang dari pembuktian ilmiah, dan jika air dipandang dari sudut pandang agama, khususnya dalam agama hindu maka air bukan hanya terdiri dari H2O melainkan juga memiliki suatu kekuatan spiritual dan hal ini hendaknya diyakini. Jika ilmu mencari kebenran dengan cara pembuktian, dan filsafat mencari kebenaran di awali dengan keraguan, maka kebenaran agama adalah dengan keyakinan. Sehingga pandangan tentang Tirtha dalam pandangan filsafat dan keilmuan memiliki pandangan yang berbeda dengan pandangan agama, namun kebenaran agama tidak akan diperoleh dari pandangan filsafat dan keilmuan karena kebenaran agama merupakan kebenaran dari suatu keyakinan.

Namun dalam pembuktian kebenaran agama juga perlu di buktikan denga kebenaran logika keilmuan dan filsafat ilmu karena jika tidak demikian agama akan diyakini oleh umatnya secara membabi buta.

C.      Kesimpulan

Tirtha adalah merupakan air biasa yang telah disucikan dengan ritual keagaman dan diyakini memiliki kekuatan yang berbeda dengan air seperti biasanya. dalam agama hindu, tirtha merupakan unsur penting dalam setiap kegiatan ritual keagamaan. Jika dipandang dari sisi keilmuan dan logika keilmuan air merupakan unsur H2O yang sesungguhnya memiliki fungsi yang sangat penting dalam tubuh dan kehidupan manusia itu sendiri. Maka kebeneran air dan tirtha sesungguhnya sama dalam kebenaran agama maupun kebenaran filsafat ilmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"PROSES KEMATIAN MANUSIA PADA CERITA SWARGAROHANA PARWA"