"MENJADI PEMIMPIN YANG IDEAL DENGAN KONSEP ASTA BRATHA"


ASTABRATHA
credit by: paduarsana.com

Di era perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi seperti sekrang ini, dimana kehidupan manusia Harus melawan derasnya arus globalisasi yang begitu kuat sehingga nilai-nlai etika dan moral bahkan terkesampingkan. sudah bnayak terjadi berbagai macam fenomena hanya demi materi orang dapat mengubur rasa empati dalam diri, bahkan para pemangku kekuasaan memanfaatkan jabatannya untuk memperoleh keuntungan pribadi dan menyebabkan rakyat menderita. korupsi merak di semua lini, rakyat terjebak dalam kemiskinan dan ketidak adilan, disatu sisi orang menjadi sangat kaya, dan di sisi lain ad masyarakat yang begitu sangat miskin. ketimpangan yang terjadi ini lah yang menyebabkan munculnya tindak kejahatan. 
dalam mahabharatha, bhagavan bhisma sebelum menjemput kematiaanya, dia berpesan kepada Dharmawangsa tentang prinsip - prinsip dasar yang harus selalu di ingat oleh seorang raja.bahgavan bhisma mengatakan bahwa, keberadaan seorang pemimpin atau raja adalah semata - mata demi negara dan rakyatnya dan keberadaan negara bukan demi raja. artinya raja bertanggungjawab terhadap rakyat dan  negaranya. keberhasilan seorang raja dan kerajaan adalah ketika seluruh rakatnya tidak merasa takut akan kehilangan harta bendanya, karena semua kebutuhan rakyat sudah dipenuhi. jadi ketika rakyat makmur maka tidak ada lagi alasan untuk melakukan kejahatan. dan ciri lai berhasilnya suatu negara adalah ketika para wanita dalam satu negara itu di junjung tingi kemuliaannya dan dijaga kehormatannya. 

sastra weda sudah menetapkan konsep-konsep yang ideal yang dapat ditempuh oleh seseorang pemimpin dalam membawa negara dan rakyatnya menuju kemakmuran , jkonsep itu disebut dengan asta bratha. dalam manawadharmasastra VII.44 Disebutkan :

'Indranilayamarkranam,agnesca warunasyaca, candrawitecayoccaiwa matra, nirhrtya cacwaitih"

artinya :
Untuk memenuhi maksud dan tujuan itu, raja harus memiliki sifat-sifat partikel yang kekal daripada dewa indra, wayu, yama, surya, agni, waruna, chandra dan kubera. 
  1. Indra brata : sipat hujan. dari laut menguap menjadi hujan dan jatuh ke laut. dapat diartikan sebagai  pemimpin yang demokratis, pemimpin untuk rakyat;
  2. Bayu bratha. pemimpin harus dapat mengtahui pemikiran atau kehendak rakyatnya, tidak membedakan, tidak boleh ada ketimpangan antara masyarakat di daerah satu dan yang lainnya, semua harus mendapatkan pelayanan yang sama, bagaikan sang hayang bayu, pemimpin harus dapat menjangku seluruh daerah dan rakyatnya. 
  3. Yama bratha " sipat pemimpin layakanya dewa yama, dewa keadilan. menjadi pemimpin adil dan menegakan dharma dan hukum dengan adil. tidak ada konsporasi, bahkan prilaku KKN
  4. Surya Bratha : pemimpin yang mampu memberikan penerangan kepada warganya tanpa mebeda bedakan, seperti sang surya yang tidak pernah membedakan, siapapun boleh menikmati terangnya.
  5. agni brata. pemimpin harus dapat mengatasi musuh dan juga dapat membakar semangat berjuang dalam hati setiap rakyatanya. pemimpin tidak boleh takut, selalu dapat menghadapi musuh-musushnya dengan semangat berkobar layaknya sang hyang agni. 
  6. baruna bratha . pemimpin harus mampu mengidentifikasi penyakit-penyakit sosial kemasyarakatan dan membersihkannya, seperti batuna atau laut yang selalu suci dan sebagai pelebur segala kotoran di laut.
  7. candra bratha ; pemimpin hendaknya memiliki tingkah laku yang lemah lembut, atau menyejukan bagi rakyatnya bagaikan sang chandra yang bersinar terang dalam kegelapan, pemimpin harus memberikan penerangan dari kegelapan (awidya atau kebodohan rakyatnya)\
  8. kwera atau pertiwi bratha: seorang pemimpin harus selalu memikirkan kesejahtraan rakyatnya sebagaimana bumi memberikan kesejahtraan bagi umat manusia. 


KESIMPULANNYA ADALAH MENJADI SEORANG PEMIMPIN HARUSLAH BERSIPAT INDEPENDENT, BERADA DI TENGAH-TENGAH DAN MEWAKILI SEMUA GOLONGAN, KETIKA SESORANG MENJADI PEMIMPIN MAKA DIA BUKANAH MENJADI MILIK KELUARGANYA ATAU GOLONGAN TERTENTU, DIA MEMILIKI KEWAJIBAN YANG BERBEDA, DIA MENJADI MILIK SELURUH RAKYATNYA DAN DIA MENJADI AYAH DARI RAKYATNYA. DAN LALU BAGAIMANA SEORANG AYAH DAPAT MEMBEDA BEDAKAN KADAR CINTA TERHADAP ANAK-ANAKNYA?
DAN JIKA ADA PEMIMPIN YANG TIDAK MEMBAWA DAMPAK BAIK DAN KEMAJUAN UNTUK RAKYATNYA MAKA PEMIMPIN ITU WAJIB DI TINGGALKAN. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

"PROSES KEMATIAN MANUSIA PADA CERITA SWARGAROHANA PARWA"